Langsung ke konten utama

Postingan

Maaf

Jika mengucapkan kata maaf pun tak bisa Maka jangan pernah berkata atau berbuat yang membuat orang lain terluka Kamu tidak pernah tau kan bagaimana dia berusaha menyembuhkan lukanya Kamu tidak pernah tau kan bagaimana dia menutupi tangisnya Kamu seharusnya tidak pernah mengucapkan kalimat-kalimat buruk kepadanya
Postingan terbaru

Diam

Aku kira dengan berbicara akan membuat dia tersadar Namun justru aku yang semakin terluka Dihina, dicaci maki, diumpat, tidak bisa aku lupakan begitu saja Sekarang, aku memilih diam Agar lukaku tidak semakin bertambah-tambah

Jangan Menunda

Pernahkah teman-teman membeli barang yang sebenarnya sudah ada di rumah ? Atau pernahkah membeli barang hanya karena mengikuti teman ? atau jangan-jangan pernah membeli barang yang sebenarnya tidak penting ? Saat aku menulis pertanyaan ini, tentu aku pernah membeli barang yang sebenarnya sudah ada di rumah. Misalnya sepatu untuk kuliah sudah punya 3 dan masih bagus tapi aku membeli lagi karena modelnya unik. Bahkan pernah juga membeli barang seperti baju hanya untuk mengikuti teman dan membeli barang yang tidak penting seperti lipstik ­karena ingin sekedar punya. Kebiasaan ini terjadi terus-menerus sampai aku menginjak semester tiga saat kuliah. Hingga aku sering menunda suatu kebaikan yang sangat Allah sukai yaitu zakat atau berbagi . Padahal Ibuku juga selalu mengingatkan untuk melakukannya, kalau bisa setiap hari. Tapi aku menganggap semua ini biasa saja dan lagipula bisa besok-besok. Ah, sungguh diriku terlalu egois saat itu hanya memikirkan kebutuhan duniawi saja. Pada

Tak Terdefinisi

"Hidup ini gak adil, semua orang jahat, semua orang hanya mau menang sendiri, selalu uang dan uang yang berharga bagi mereka, bahkan perasaanku gak pernah sama sekali dihiraukan,"batin Nuri. Nuri masih terdiam, tatapannya hanya tertuju pada lemari kayu di kamarnya. Seluruh ruangan lengang tak ada percakapan sama sekali. Sepertinya seluruh orang di rumahnya terpaksa mengunci mulut mereka. Memaksa diri untuk tetap berdiri dan bertindak seperti tidak terjadi apa-apa. Kali ini, untuk kesekian kalinya lelaki bertubuh besar itu menjadikan Nuri seperti seorang teroris kejam. Nuri hampir kehilangan kesadaran karena harus bergelut ucapan dengan lelaki itu. Bukan hanya hari ini Nuri seperti kehilangan hidupnya. Bahkan setiap hari Ia harus tetap tersenyum untuk membahagiakan dirinya sendiri. 

Kamu dan Puisi

Aku memperhatikanmu sejak sebelum bel berbunyi. Aku yang masih bocah ini heran melihatmu yang tengah asyik membaca. Bagiku itu sesuatu hal yang luar biasa. Tepat di hari penentuan kamu masih membaca bahkan beberapa jam sebelum dimulai kamu masih sangat asyik membolak balik halaman buku bersampul merah.  Akhirnya suara bel berbunyi, seluruh anak-anak bergegas baris dan satu persatu memasuki ruangan. Aku sudah melupakanmu karena sejujurnya aku tidak mengenalmu tapi aku tertarik memperhatikan kesungguhanmu untuk belajar. Waktu terus berjalan hingga akhirnya aku selesai dengan soal-soal di depanku hehe. Aku keluar ruangan dan duduk sembari menunggu teman-temanku selesai.  Saat bel berbunyi tanda istirahat, semua anak berhamburan keluar ruangan dan tentu saja kami langsung berniat membeli jajan. Aku bersama temanku si jangkung membeli jajan di belakang gedung. Nah, tanpa disangka-sangka aku dan kamu bertabrakan di gerbang belakang gedung. Aku langsung berkata,"maaf maaf ak

Fase Kritis I

Assalamu’alaikum Alhamdulillahirobbilalamin hari ini 16 Juli 2019 masih Allah karuniakan nikmat bernapas dengan lega. Bagaimana kabar teman-teman hari ini ? Semoga teman-teman selalu dalam keadaan sehat, Aamiin. Oh iya, maaf juga karena aku baru mulai nulis lagi, hehe. Alasannya apa ? Sebenerya bingung mau jelasin dari mana haha. Tapi, aku akan coba cerita sedikit ya. Yuk lanjut bacanya. Aku lupa terakhir upload tulisan di blog itu bulan apa. Nah, ketika aku berhenti nulis itu kondisi badanku dalam keadaan sakit. Awalnya aku pikir 3 hari pasti sembuh inimah. Namun apa yg terjadi ? Qodarulloh wa masyaa afa’ala. Sakitku lebih dari 3 hari. Kenapa bisa gitu ? Ini adalah bagian dari takdirNya. Seluruhnya telah tertulis di Lauh Mahfudz. Lalu berapa lama aku sakit ? Alhamdulillah sampai Mei 2019 aku masih merasakan tubuhku belum stabil. Bulan maret itu kondisiku sangat menyedihkan (kata mamak). Setiap hari aku merasakan sakit kepala tidak karuan dari belakang leher kiri naik ke kep

Sukses ?

Semalam, tepat ketika debat Capres-Cawapres berlangsung di TvOne aku menceritakan suatu hal yang membuatku miris kepada temanku via Whatsapp. Apa yang membuatku miris ? Jika kesuksesan itu dinilai dari banyaknya uang yang dia punya, inilah yang membuatku miris . Tidak memungkiri aku hidup di bumi ini membutuhkan uang, namun apakah hanya uang yang menjadi parameter kesuksesan seseorang ? Sukses menurut setiap orang pasti berbeda-beda dan itu tak menjadi masalah bagiku. Namun, jika hanya uang yang dijadikan penilaian kesuksesan maka menurutku hal ini sangat miris, sebab uang itu yang ngasih Allah melalui pekerjaan yang kamu miliki saat ini, melalui kedua orangtuamu yang memang sudah dalam keadaan berada atau melalui apapun yang memang bisa menghasilkan uang. Alhamdulillah dikasih uang banyak namun ingat Allah yang memberikan semua itu, maka diharapkan orang-orang yang memiliki uang berlimpah mampu memanfaatkan uang itu dijalankan kebaikan . Temanku juga bertanya, lalu